25/04/15

rasa



Malam ini datang
Dingin bertambah kelam
Tak tahu siapa diangan
Raga disini jiwa melayang
Hai kaum,
Dimanakah aku
Aku yang tak hentinya berlari menuju kebahagiaan semu
Bahagia atas namaku

Rasa rasa rasa
Rasa yang entah dimana punya arti
Artiku teramat berarti
Kasihku teramat dalam
Entah seberapa jauh hingga ku tak bisa kembali ke peradapan
Berharap harap rasa ini sampai
Berharap rasa ini terurai

.



Aku terduduk disini
Dimalam dingin yang sunyi
Tertanam kata dalam hati
Menjerit ingin ku lakui

Satu rasakan alur kehidupanku
Dalam rindu yang entah siapa tau
Aku tertanam dalam pelukku
Mencari jalur dimanaku bisa mendekapmu

Tahukah engkau wahai angin malam
Terdudukku disini mencarimu
Tak bisa ku pejamkan mata ini

Seringku temui malam yang dingin sunyi
Namun juga tak seperti ini

Wahai kaum, pergi dan lari
Mauku tak tau
Maumu selalu
Haruskah selalu seperti itu
Ku butuh dan ku mau
Senyumku juga senyummu
Tahu kah engkau kaum berbaju hitam

Dalam relung ku berkata
Dalam syair riuh jiwa
Aku tak pernah pergi dari galau ini
Tapi ku tak anggap ini begitu
Yang ku harap hanya senyummu
Senyum termanis yang selalu terbersit
Tahukah kau dalamnya hati
Bintang ini menangis dalam senyum yang terurai
Lisan dan tubuh ini selalu ingin membahagiakanmu
Dalam relung kata yang aku tau cinta

Entah rasa dari mana
Aku ratu yang merangkap raja
Menuruti semua kata permata jiwa
Membahagiakan rasa yang ku rasa
Tahu kah engkau jiwa
Bahagiamu bahagiaku

Tapi tahukah,

Dibalik senyum wajahku
Ada jiwa renta yang menangis pilu
Dalam sesak hembus nafasku

kebohongan



Aku tak suka kebohongan
Paling benci dengan kebohongan
Hal yang membuatku tak tenang
Terutama untuk diriku sendiri
Menipu diriku sendiri
Tapi entah kenapa
Aku melakukannya kali ini
Tidak bohong secara harfiah
Tapi ku tetap tak tenang dengan keadaannya

Dua kali ini aku mengingkari tugas yang seharusnya ku emban
Selalu ada alasan
Malam ini pun tiba
Ditengah kegalauan yang ada
Aku mengingkarinya
Aku tak tau kenapa
Aku terlalu egois atau bagaimana
Aku harus bertanya pada siapa
Harus kemana
Harus mengapa
Aku tak tau harus bicara dengan siapa

tak terduga



Hari ini berlalu seperti biasa
Sampai datang seorang nan aku banggakan
Tiba-tiba beliau datang dari rantauannya
Tidak biasanya, bukan hari kedatangannya

Capek katanya,
Beliau ingin istirahat dirumah

Iba rasanya melihatnya
Pengorbanannya terlalu besar kurasa
Kasih yang ku dapat tiada kira darinya
Meski ia tak senantiasa menemani hariku
Tapi entah, aku merasa punya kedekatan tiada kira
Tawa canda bergulir meramaikan rumah yang tadinya sepi
Saling bertukar cerita, memperindah suasana ini

Ingin selalu dalam suasana ini
Hangat dan penuh kasih
Meski hanya bertukar cerita yang kami alami
Sampai datang suatu pembahasan
Entah datangnya dari mana
Beliau mengatakan hal yang sama sekali tak ku duga
Lisan yang tadinya tertutup pun ikut memberi suara
Ku hanya diam
Memainkan roda yang sedang ku pegang
Kenapa hal ini tiba-tiba datang
Saat aku sedang mencoba menyelesaikan

Aku terdiam terus terdiam
Sampai datang kesempatan
Aku pergi dari peradilan
Mencoba mengerti apa yang mereka inginkan
Tapi ku juga tak tau harus bagaimana
Impian yang sebenarnya selalu diangan
Kini seperti pupus tak tau siapa yang menghapus

Aku ingin pak, ingin
Teramat menginginkan hal itu
Tapi,
Sekarang pun aku tak tau apa aku masih bisa memperjuangkan itu
Untuk mengambil maaf darinya saja teramat susah
Sampai sekarang, detik ini
Aku tak tau dimana keberadaannya
Haruskah ku katakan ini semua padamu
Aku tak tau harus darimana bercerita
Aku tak tau bagaimana jadinya
Mereka teramat menginginkanmu
Begitu juga sebenarnya aku

Tapi siapa aku bisa memaksamu
Siapa aku bisa menginginkanmu
Aku tak menahu
Tuhan, berikan jawaban atas segala kegamangan hidupku

21/04/15

harus kemana

harus kemana aku
harus kemana larinya aku
menepi dalam kesendirianku
tertegun dalam alam bawa sadarku

ingin pergi
memulai kisah baru
mencari jati diri
ingin belajar mandiri
tanpa bergantung pada siapapun
tanpa merepotkan siapapun
semakin kompleks perasaan yang ku rasa
haesh, apa aku apa

18/04/15

Sampai kapan seperti ini
Sampai kapan harus begini
Sampai kapan

Bukan aku terburu nafsu
Bukan ku ingin lebih dari itu
Tapi aku ingin sedikit kepastianmu

Wahai kawan datanglah
Wahai rekan berkerumunlah

Salahkah meminta ini padamu,
Salahkah,

Aku takut
Bahkan kadang terlalu takut

Jiwa ini gelisah
Raga ini bergejola
Ingin berontak sejadi-jadinya

Aku bahagia memang bahagia
Selalu ada tempat dihatiku
Teruntuk kamu permata
Lebar, luas, panjang dan tingginya tiada terkira
Tapi bahagiku tak mudah

Harus berontak kesana kemari
Hadang kanan dan kiri
Tangis kadang pun menghiasi
Bukan hanya sekali
Bahkan detik ini rasanya berlinang sudah
Air yang entah datangnya darimana
Air yang begitu saja jatuh dari peradabannya
Tuhan, ini kah cinta
Yang kata orang bisa membuat gila
Lantas berapa besar sudah tingkat kegilaanku
Sepertinya aku sudah tak waras
Tak bisa bedakan mana biru mana sepatu tau bahkan mana sepatu biru
Semua terlihat sama
Semua terlihat tak bersuara
Lihat dan rasakan
Dan entah apa yang aku rasakan

16/04/15

Binatang jalang

Malam ini langit tak bersinar
Rembulan enggan muncul tanpa hadirnya bintang

Kawan,
Mungkin aku ini binatang jalang
Dari kumpulan yang terbuang
Terpojok sendiri ditepi malam

Ingin rasanya berjumpa
Dengan orang yang teramat tercinta
Tapi ku sadar,
Kini ku sendiri ditengah kerumunan
Dingin tak bersahabat malah melawan
Ku terpaku sendirian

Orang mencibir bergantian
Ku duduk tak bergeming
Sendiri tanpa kawan

Andai ku tak kenakan kain ini
Ku kan bisa bertahan lebih dari ini
Tapi ku juga tak tau
Bagaimana memulai dan mengakhiri cerita ini
Cerita sang terkasih yang tak kunjung datang menemani

#saat-menanti-seseorang-yang-tak-tau-akan-kunjung-datang

Entah benar
Entah salah
Apa yang kurasa sekarang

Entah benar
Entah salah
Apa yang ku lakukan sekarang

Aku ingin bertemu
Walau hanya sekedar memandang wajahmu
Ingin bertemu dirimu
Tau akan keadaanmu

Mungkin salahku terlalu mengkhawatirkanmu
Mungkin salahku terlalu menyayangimu

Semua memang salahku
Semua memang sesalku

Aku selalu hidup pada jalanku
Tak peduli orang disampingku
Aku memang selalu begitu
Hidup sendiri dalam duniaku

Bisingnya dunia hanya hiasan bagiku
Tiada ku mendengar
Hanya lalu lalang yang terbisik
Dari telinga kiri keluar telinga kanan

Ku biarkan cibiran datang
Tak bergeming aku bertahan
Terserah apa kata orang
Aku tetap bersama duniaku sekarang

Inilah aku
Dan selalu aku
Yang diam dalam belajar
Yang diam dalam kerumunan

14/04/15

Frustasi part II

Sungguh berat beban yang kurasa
Saat dimana aku butuh, mereka entah dimana berada
Aku frustasi dengan masalah yang ku alami
Bingung mencari kebenaran kesana kemari

Datang pada kerabat diacuhkan
Pergi ke teman sibuk berpacaran
Mencari ibu, tiada kuasa ku dapatkan
Menghubungi pacar sibuk dengan kerjaan
Bersua rekan, dapatkan candaan

Haesh, kemana lantasnya aku pergi

Aku tak bisa kerja sendiri
Aku perlu pendamping diri

Rasanya ingin pecah batok kepala
Air mata ini sudah terbendung teramat lama
Muka merah penuh pasrah

Datang suatu masa
Bodohnya diriku teramat terasa
Lantas dengan lantang ku berkata
Kenapa aku tidak bangun saja
Toh ini mimpi siang bolong yang tak tau dimana ujungnya

Frustasi

Benar - benar frustasi rasanya
Saat kita menerima suatu masalah
Datang bertubi-tubi tanpa jeda
Berlari kesan kemari mencari bantuan
Hadir satu titik lelah berkepanjangan
Tiada satu pun golongan yang lantang berkawan

Sampai datang puncak stress yang ku rasa

Hah, kenapa aku bergelut dalam susah
Kenapa aku tak bangun saja,
Toh ini mimpi siang bolong yang tak tau dimana ujungnya
Bodohnya diriku tak menyadarinya,

02/04/15

daku, aku

Kenapa daku
kenapa aku
tiada fokus dariku

kenapa aku
kenapa daku
tiada kata dariku

siapa jatinya diriku
kenapa jalannya hidupku
tiada yang tau,
termenungku tiada terkira
tercurah dalam kata
kata yang tiada ku tahu dari mana asalnya

jenuh termenung dikeramaian
diam terambing dalam alunan
tiada kata yang tepat selain kuasa
tapi entah kuasa itu milik siapa
ku hanya seorang hamba yang berjalan sesuai alurku